Sepertinya terdengar sangatlah patriotik layaknya Kapten Amerika yang pulang membawa kemenangan dalam perangnya. Pulang Dieluh-dieluh… sungguh patriotik. Namun kali ini kita sepakati saja dengan menggantinya menjadi “para pahlawan yang akan menyelamatkan masa depan negerinya”. Mungkin sangatlah membanggakan bila dapat menjadi bagian dari proses perwujutan kemajuan yang diharapkan dan sangatlah membanggakan menjadi Superhero perubahan desa kearah yang diharapkan. Memang harapannya seperti apa?, mungkin masing-masing kita mempunyai jawabannya.
Dengan hanya sedikit menjalankan salah satu peran sebagai pengamat/control dari jauh yang hanya sekelumit saja mengamati sistem ketatanegerian (haha) Kayu Aro yang selama ini diamati dan beberapa sumber diskusi ketika berusaha menjadi pendengar yang baik dan sekali-kali mengnanggapinya dari seorang manusia tua kayu aro (maaf pak) yang telah lama menjadi pengamat dan seorang yang memimpikan masa depan desa lebih baik dengan sikap kritisnya dan Kalau boleh aku menilainya, aku akan menilainya bukan dengan angka satu sampai sepuluh namun dengan prestise. dia adalah salah satu aktor2 desa yang “pintar” dengan sikapnya yang tidak hanya ngeh-ngeh nrimo saja dengan apa2 yang dijanjikan oleh calon pemimpin desa kayu aro.
Bila saja kita dapat sedikit cermat mengamati pada saat musim-musimnya “cari muka”, calon dan tim suksesnya berbondong-bondong datang (yang mungkin sebelumnya juga belum tahu kalau desa kayu aro itu ada) dan memberikan segepok uangnya (mungkin hanya beberapa rupiah saja) dengan memperhalus kata-katanya saja dengan istilah “sumbangan” dengan harapan orang-orang akan bersimpatik. dan ku akui mereka berhasil mendapatkannya. Yaa Cukuplah menjadi sebuah pengantar menuju janji-janji hapalan sebagai bumbu-bumbu penyedapnya jika… jika… dan sekali lagi jika. jika saja kita bisa saja cepat mencatat dan mengetiknya mungkin bisa menjadi sebuah karya jurnal/laporan kumpulan janji-janji ciamik yang dilengkapi dengan kata pengantar dan daftar isi kemudian kesimpulan sebagai penutup “jangan lupa pilih tanggal bla..bla..bla.. contreng/coblos nomor teeeetttt (belum lulus sensor)” yang dapat berguna menjadi pemenuh pustaka-pustaka yang tentu saja tidak habis menguap layaknya air yang habis menguap. …… istilah lain yang lebih bagus yang biasanya kita2 dengar dengan aksi penanaman 1000 pohon, namun kali ini saya ganti saja dengan aksi memakaikan baju masal sablonan muka calon dikaos-kaos yang kalau gw bisa bilang “masih jauh dari kata Mahal” dan gw amati akhirnya akan berguna juga menjadi pelindung badan dari tajamnya rumput2 saat nyari makan ternak dan panasnya matahari saat bekerja di ladang (haha). Ok… Mendingan kalau gambar sponbox atau scubydoo dan alangka baiknya kalau bajunya bagus kemudian rupiahnya juga mendekati kata mahal. Ooo… dipikir2 aku mau juga. Oop.. Tapiiiii ngak mau akh kalau masa depan kayu aro ditetentukan cuma oleh kaos-kaus itu. Ahk bullshit dengan calon2 gadungan..
Kenapa kita harus peduli dengan ini? dengan kemajuan desa ini. jawaban simpelnya adalah Karena kita bagian dari desa ini. Kita dilahirkan, tumbuh dan kita hidup di/dari sini. mungkin masih banyak sekali setiap kita mempunyai alasan-alasan komplek yang berbeda dan bagus yang dapat diajukan hanya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Atau dengan kongkretnya apa yang orang tua tadi katakan “Putra daerah”. Yaah.. Layaknya sebuah rumah, siapa yang akan benar-benar peduli berbenah-benah pada setiap sisi/kolong ruangan dan halaman yang ada di rumah kita. Orang lain? emMm Bisa jadi, namun bagaimana dengan setulus dan kesesuai dengan apa yang tuan rumah akan lakukan dan inginkan untuk rumahnya. Orang lain bisa saja membantu kita mengatur, membersihkan, merapikan isi dan pekarangan rumah, namun itu terjadi setelah mereka membereskan rumahnya dahulu bukan?!. Analogi simple yang mungkin bisa kita jadikan untuk desa kita, Siapalagi yang akan peduli, kalau bukan kita “Putra Daerah”.
Coba lagi dech kita bener-bener lihat dan amati serta cermati sekaliiiiii lagi dari sekiaaaan banyaknya atau sekiaaaan sedikitnya calon-calon “pemimpin”, kecilnya saja kayu aro. bisa kita lihat yang mana yang putra daerah?. Mungkin ada yang bilang “ada” dan gw sepakat, yah Cuma jabatan2 pelengkap dan “bawah”. Tapi… Yang bener2 diharapkan adalah lebih dari sekedar putra daerah, yah… putra daerah yang “mampu” dan gw bilang putra daerah “pioneer” yang mampu menyatukan putra-putra daerah lainnya baik yang terbuang atau yang “membuangkan” dirinya ke negeri orang dalam satu visi kebersamaan “membangun” kayu aro. Banyak kuk putra daerah yang telah sukses di tanah rantau (pastinya ga tw berapa) dan malahan membangun tanah rantau. Aduh-aduh putra daerah berkompeten (capable) kuk malah ngak “digunakan”… Dan selayaknya juga tidak hanya bertumpuh pada putra daerah saja, namun kepada dia yang kapable dan mengerti kayu aro.
Mungkin benih–benih harapan yang dahulu selalu orang-orang desa (maaf) “kolot” pendam dibawah tumpukan–tumpukan dongeng-dongeng dan mitos-mitos pesimis orang desa dan menyerahkan begitu nasibnya kepada orang-orang …. (nuat sendiri yaah.. bebas) . Kita memang orang2 desa, mungkin tidak jauh lepas dari kata petani, pedagang dll yang berusaha mencoba mengubah haluan nasib menjadi lebih baik. jika ayahnya si A adalah seorang tukang becak dan dia tidak mempunyai bekal “pendidikan” maka dapat dipastikan masa depannya tidak jauh dari sekedar menjadi tukang becak juga. Di tangan kitalah harapan itu ada, waktunya kita menumbuhkan benih-benih harapan itu kemudian kita semai dan kita rawat dengan pupuk-pupuk pelajaran pendidikan formal maupun non formal agar tumbuh subur, kuat dan kokoh untuk menjadi bekal “kita menjadi tuan rumah dinegeri kita sendiri”.
Doa ke tuhanku Allah SWT “semoga kalian2lah benih-benih harapan itu” yang akan mengisi/memenuhi harapan-harapan masyarakat kayu aro yang mungkin tak kunjung terpenuhi. Benih yang akan membawa kayu aro maju menuju masa depan yang gemilang. Lanjutkan perjuanganMu kawan..!!!
Mungkin saja ini bisa menjadi salah satu buah salusi dari sekian buah solusi persoalan (aku ngak bilang permasalahan) atau malahan tidak akan menjadi apapun. Yaaa dengan bijak bagaimana cara kita memakai kacamata untuk mata kita.
*hanya sedikit kontribusi semangat desaku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar