Rabu, 18 April 2012

Seseorang dinilai dari ucapannya

Mengutip dari perkataan junjungan kita rosullulah dari abu hamzah, anas bin malik, pembantu rasullulah dari rasullulah shallallahu’alaihi wasala, beliau bersabda : tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencitai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.

Seharusnya seperti ini adabnya sesame saudara seiman. J
Tapi dalam perjalanannya manusia tempat salah dan lupa, sringkali tanpa sadar ataupun sangat sadar sudah terpuas diri dalam mengucapkan kata kasar dan meluakai hati orang lain.
Begitu egonya dia dan semua keduniaan itu tiba-tiba merasa berhak atas hati orang lain. Terkupa setiap baik kata yang diucapkan akan diminta pertanggungjawabannya.. tiba-tiba menjadi berkuasa, menjadi penbenaran.
Setiap kata kasar dan menyakitkan itu akan membekas, akan meninggalkan noda.
Layaknya pohon yang dipaku dan ketika paku itu dicabut lobangnya tidak begitu saja menutup kembali. Seperti itulah kata-kata kasar sepertinya.

Dan akan sangat mengecewakan, apabila pendidikan tinggi sekalipun tidak bisa mengimbangi ketinggian dari kekasaran kata yang dikeluarkan. Seseorang akan dinilai lebih tinggi derajatnya dengan kehalusan dan kesopanan tatabahasa, begitu pula sebaliknya .

Dengan lisan seorang akan terangkat derajatnya dengan memperoleh kebaikan disisi allah SWT dan juga akan tersungkur ke jurang neraka karena lisannya.

Rosul yang mulia bersabda :
”Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kata yang allah ridhai dalam keadaan yang tidak terfikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu, ternyata dengan kata tersebut allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan suatu kata yang allah murkai dalam keadaan tidak terfikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu ternyata karenanya allah melemparkannya ke dalam neraka jahanam.”  (HR. AL-Bukhari no. 6478)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar