Selasa, 28 Februari 2012

Hidup itu hanya sebuah perjalanan...

            Dulu, ada seorang Kaisar yang mengatakan pada salah seorang penunggang kudanya, jika dia bisa naik kuda dan menjelajahi daerah seluas apapun, Kaisar akan memberikan kepadanya daerah seluas yang bisa dijelajahinya. Kontan si penunggang kuda itu melompat ke punggung kudanya dan melesat secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin.

            Dia melaju dan terus melaju, melecuti kudanya untuk lari secepat mungkin. Ketika lapar dan letih, dia tidak berhenti karena dia ingin menguasai dataran seluas mungkin. Akhirnya, sampailah dia pada suatu tempat di mana cukup luas daerah telah berhasil dijelajahinya, dan dia menjadi begitu kelelahan dan hampir mati. Lalu dia berkata terhadap dirinya sendiri, "Mengapa aku memaksa diri begitu keras untuk menguasai daerah yang begitu luas? Sekarang aku sudah sekarat, dan aku hanya butuh tempat yang begitu kecil untuk menguburkan diriku sendiri."

            Cerita ini mirip dengan perjalanan hidup kita. Kita memaksa diri begitu keras tiap hari untuk mencari uang, kuasa, dan keyakinan diri. Kita mengabaikan kesehatan kita, waktu kita bersama keluarga, dan kesempatan mengagumi keindahan sekitar, hal-hal yang ingin kita lakukan, dan juga kehidupan rohani kita. Suatu hari ketika kita menoleh ke belakang, kita akan melihat betapa kita tidak membutuhkan sebanyak itu, tapi kita tak mampu memutar mundur waktu, atas semua yang tidak sempat kita lakukan. Maka, sempatkanlah untuk memikirkan barang sejenak apa yang akan kita lakukan apabila kita mati besok. Atau apa yang akan kita lakukan jika kita meninggal dalam waktu seminggu? Sebulan? Setahun? Sepuluh tahun? 40 tahun lagi? Bukankah suatu hal yang menyenangkan sekaligus menyeramkan mengetahui kapan kita akan mati? Cuma yaitu--kita tidak tahu, kita semua tidak ada yang tahu... Jalanilah hidup yang seimbang - Belajarlah untuk menghormati dan menikmati kehidupan, dan yang terutama: Mengetahui apa yang TERPENTING dalam hidup ini.

hati yang berhati...

Dalam hidup ini, banyak hal yang tak terpikirkan dan sengaja tak kita pikirkan. Adapula beberapa yang sengaja kita abaikan, pura-pura tak mengerti, meski sebenarnya suara hati meraung-raung meminta barang sejenak kita untuk memperhatikannya. Sebentar saja. Hanya sebentar. Kita duduk diam dan merenenungkan segala bentuk, rasa, dan zatnya. Kemudian menegaskan kembali, apakah memang seperti ini yang dimaui? Jangan dulu dipikir tentang baik buruk, atau tentang dosa dan pahala. Terlalu jauh bila harus berpatok kesana. Kemungkinan besar, kapasitas ilmu kita pun masih terlalu jauh untuk menakarnya. Tapi ketika kita mempersempit lingkup menjadi apakah memang seperti itu yang dimaui, selama kita masih menakarnya dengan hati, aku pikir itu adalah hal paling mudah yang bisa dilakukan. Hati, yang sering orang bilang dengarkanlah dari lubuk hati yang paling dalam, sifat aslinya adalah baik. Maka, ketika kita berkenan, sebentaaarrr saja mendengarkan kata hati, kita akan tahu apakah yang kita lakukan benar atau salah.
Contoh mudahnya adalah ketika kita berbuat salah, entah kenapa, hati kita menjadi gelisah. Merasa seperti dikejar sesuatu yang tak terindra oleh diri kita. Kemanapun kita pergi, gelisah itu seperti membuntuti. Sedang sendiri ataupun di keramaian, tak membuat semuanya berbeda. Itu karena, suara hati kita memberikan pembeda pada kita, mana yang “kanan” dan mana yang “kiri”.
Alaah… Seorang sanguinis sepertiku, yang sering acuh dan tak terencana, suka kelupaan tentang detail hal-hal yang tlah lalu. Hanya beberapa yang berkesan yang masih bisa diingat dengan mudah. Dan beberapa lagi bisa diingat dengan susah payah, sebagiannya lagi entah kemana. lagi-lagi, orang sanguinis hanya akan ingat yang berkesan saja. Detail-detail dari setiap kejadian menguap entah kemana. Berganti dengan “hura-hura” hari-hari lainnya. Orang sanguinis sepertikukan memang hobi cengengesan. Jadi yawislah, sebisanya, seadanya. sepertinya aku harus membuat setiap kejadian itu menjadi berkesan.

pertanyaan dan jawaban wanita


Pertanyaan Untuk Wanita
apakah kalian butuh cinta?
apakah kalian hanya butuh perhatian?

kenapa kalian berpikir selalu menggunakan perasaan tapi bertindak tanpa perasaan?
                   lupakan semua pertanyaan itu...
tapi tolong jawab satu, satu pertanyaanku

apakah kalian SENANG menjadi wanita?
dan kalian selalu bicara kita jadi sahabat saja

...jawaban dari wanita (mungkin saja)
waktu kamu bertanya....
apakah aku senang jadi seorang wanita ?
jawabannya nggak..nggak...dan nggak.....

tidak gampang bertindak tanpa perasaan.... dan menyebalkan pula selalu mikirin hati....
   mungkin aku gak butuh cinta.....
buat apa ? hanya mendatangkan kepedihan
ngundang tangis.....

jadi sahabat ?
ide yang bagus.....
setidaknya kita gak perlu bertindak bodoh.

*sumber tak terdeteksi

mungkin


Mungkin aku akan menyesal di kemudian hari, Mungkin saja. Siapa yang tahu? Tapi mungkin juga tidak. Siapa juga yang tahu?.
Dalam keadaan seperti ini, aku hanya coba berdiskusi dengan hatiku. Tak lebih. Aku tak memungkiri sebagai laki-laki, aku butuh seorang wanita disampingku kelak. Yang akan menjadi pendamping dalam setiap keadaan. Karena memang, rasa-rasanya aku takkan mungkin hidup sendirian saja.
Tapi tidak begitu saja aku bisa menerima rasa yang diajukan oleh hatiku. Aku perlu mengujinya dahulu. Apakah ini bener, perlu logika untuk menganalisa semua ini. Mungkin perlu persamaan2 matematika, mungkin saja persamaan diferensial yang ku pelajari pada mata kuliah kalkulus busa menjabarkan bagaimana hasilnya… akhh tapi kuakui, teryata aku ngak mendapatkan nilai “bagus”, bagaimana nanti hasilnya, mungkin saja tidak sesuai. Tapi kata orang cinta itu ngak pake logika. atau yang kau tawarkan. Butuh sebuah proses hingga akhirnya aku bisa menerima semua itu, atau menolaknya. Kedua-duanya mungkin. Tak pernah ada yang tahu, siapa yang kelak menjadi sandinganku, pun dengan sandinganmu. Boleh jadi, sekarang si A menjadi pasangan sejati si B. Tapi, siapakah yang bisa menjamin esok mereka masih menjadi pasangan yang sejati? Tak ada!
Kalau ada karma, mungkin kelak aku akan mendapati karmaku, karena sudah menyakitimu, dan juga orang-orang sebelummu. Merasakan apa yang kini kau rasakan. Apa yang mereka dulu juga rasakan. Meski sejatinya, tak ada niatan aku untuk menyakiti sesiapa. Tidak pernah.
Dan semua ini, segalanya berbicara kemungkinan. Kepastiannya adalah esok. Ketika memang aku ditakdirkan untuk menemui suratan tersebut.
Mereka bilang aku orang yang tak berpendirian. Dari dulu seperti itu. Tak berani mengambil keputusan. Menggantungkan segala keadaan hingga berlarut-larut. Tapi benarkah?
                     Hingga nanti, mampus kau dikoyak-koyak sepi.* 
          Mungkin benar. Tapi mungkin juga tidak. Tengok lah sedikit apa yang aku rasa dan juga pikirkan. Kau akan tahu nantinya. Namun, sepertinya kalian pun tak akan begitu perduli. Yang kalian lihat, itulah yang kalian simpulkan.
*Sia-Sia – Chairil Anwar 

Rabu, 15 Februari 2012

Apakah tumpuan itu ada pada Putra daerah??

Aku ingin menjadikan desaku “maju”. Ingin mencoba menerka dan izinkan menggunkan kata-kata “mungkin”, mungkin “benar” atau mungkin “salah”, who know? Dan Mungkin inilah salah satu bagian dari begitu banyaknya deretan daftar impian-impian terbesar setiap anak yang lahir dan dibesarkan dari desa. Impian yang telah disave atau mungkin dibiarkan begitu saja menjadi registry-registry tak berguna yang hanya memenuhi otak saja. Namun, siapapun itu dan apa yang telah menjadi bagian dari sebuah impiannya, tetap saja mereka ingin sekali untuk mewujudkannya. Bukan begitu?. Berbedakah impianmu? Kalau ini bukan salah satu impian mu, gw harus bilang apa lagi. 

Sepertinya terdengar sangatlah patriotik layaknya Kapten Amerika yang pulang membawa kemenangan dalam perangnya. Pulang Dieluh-dieluh… sungguh patriotik. Namun kali ini kita sepakati saja dengan menggantinya menjadi “para pahlawan yang akan menyelamatkan masa depan negerinya”. Mungkin sangatlah membanggakan bila dapat menjadi bagian dari proses perwujutan kemajuan yang diharapkan dan sangatlah membanggakan menjadi Superhero perubahan desa kearah yang diharapkan. Memang harapannya seperti apa?, mungkin masing-masing kita mempunyai jawabannya.
Dengan hanya sedikit menjalankan salah satu peran sebagai pengamat/control dari jauh yang hanya sekelumit saja mengamati sistem ketatanegerian (haha) Kayu Aro yang selama ini diamati dan beberapa sumber diskusi ketika berusaha menjadi pendengar yang baik dan sekali-kali mengnanggapinya dari seorang manusia tua kayu aro (maaf pak) yang telah lama menjadi pengamat dan seorang yang memimpikan masa depan desa lebih baik dengan sikap kritisnya dan Kalau boleh aku menilainya, aku akan menilainya bukan dengan angka satu sampai sepuluh namun dengan prestise. dia adalah salah satu aktor2 desa yang “pintar” dengan sikapnya yang tidak hanya ngeh-ngeh  nrimo saja dengan apa2 yang dijanjikan oleh calon pemimpin desa kayu aro.
Bila saja kita dapat sedikit cermat mengamati pada saat musim-musimnya “cari muka”, calon dan tim suksesnya berbondong-bondong datang (yang mungkin sebelumnya juga belum tahu kalau desa kayu aro itu ada) dan memberikan segepok uangnya (mungkin hanya beberapa rupiah saja) dengan memperhalus kata-katanya saja dengan istilah “sumbangan” dengan harapan orang-orang akan bersimpatik. dan ku akui mereka berhasil mendapatkannya. Yaa Cukuplah menjadi sebuah pengantar menuju janji-janji hapalan sebagai bumbu-bumbu penyedapnya  jika… jika… dan sekali lagi jika. jika saja kita bisa saja cepat mencatat dan mengetiknya mungkin bisa menjadi sebuah karya jurnal/laporan kumpulan janji-janji ciamik yang dilengkapi dengan kata pengantar dan daftar isi kemudian kesimpulan sebagai penutup “jangan lupa pilih tanggal bla..bla..bla.. contreng/coblos nomor teeeetttt (belum lulus sensor)” yang dapat berguna menjadi pemenuh pustaka-pustaka yang tentu saja tidak habis menguap layaknya air yang habis menguap. …… istilah lain yang lebih bagus yang biasanya kita2 dengar dengan aksi penanaman 1000 pohon, namun kali ini saya ganti saja dengan aksi memakaikan baju masal sablonan muka calon dikaos-kaos yang kalau gw bisa bilang “masih jauh dari kata Mahal” dan gw amati akhirnya akan berguna juga menjadi pelindung badan dari tajamnya rumput2 saat nyari makan ternak dan panasnya matahari saat bekerja di ladang (haha). Ok… Mendingan kalau gambar sponbox atau scubydoo dan alangka baiknya kalau bajunya bagus kemudian rupiahnya juga mendekati kata mahal. Ooo… dipikir2 aku mau juga. Oop.. Tapiiiii ngak mau akh kalau masa depan kayu aro ditetentukan cuma oleh kaos-kaus itu. Ahk bullshit dengan calon2 gadungan..
Kenapa kita harus peduli dengan ini? dengan kemajuan desa ini. jawaban simpelnya adalah Karena kita bagian dari desa ini. Kita dilahirkan,  tumbuh dan kita hidup di/dari sini. mungkin masih banyak sekali setiap kita mempunyai alasan-alasan komplek yang berbeda dan bagus yang dapat diajukan hanya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Atau dengan kongkretnya apa yang orang tua tadi katakan “Putra daerah”. Yaah.. Layaknya sebuah rumah, siapa yang akan benar-benar peduli berbenah-benah pada setiap sisi/kolong ruangan dan halaman yang ada di rumah kita. Orang lain? emMm Bisa jadi, namun bagaimana dengan setulus dan kesesuai dengan apa yang tuan rumah akan lakukan dan inginkan untuk rumahnya. Orang lain bisa saja membantu kita mengatur, membersihkan, merapikan isi dan pekarangan rumah, namun itu terjadi setelah mereka membereskan rumahnya dahulu bukan?!. Analogi simple yang mungkin bisa kita jadikan untuk desa kita,  Siapalagi yang akan peduli, kalau bukan kita “Putra Daerah”.
Coba lagi dech kita bener-bener lihat dan amati serta cermati sekaliiiiii lagi dari sekiaaaan banyaknya atau sekiaaaan sedikitnya calon-calon “pemimpin”, kecilnya saja kayu aro. bisa kita lihat yang mana yang putra daerah?. Mungkin ada yang bilang “ada” dan gw sepakat, yah Cuma jabatan2 pelengkap dan “bawah”. Tapi… Yang bener2 diharapkan adalah lebih dari sekedar putra daerah, yah… putra daerah yang “mampu” dan gw bilang putra daerah “pioneer” yang mampu menyatukan putra-putra daerah lainnya baik yang terbuang atau yang “membuangkan” dirinya ke negeri orang dalam satu visi kebersamaan “membangun” kayu aro. Banyak kuk putra daerah yang telah sukses di tanah rantau (pastinya ga tw berapa) dan malahan membangun tanah rantau. Aduh-aduh putra daerah berkompeten (capable) kuk malah ngak “digunakan”… Dan selayaknya juga tidak hanya bertumpuh pada putra daerah saja, namun kepada dia yang kapable dan mengerti kayu aro. 
Mungkin benih–benih harapan yang dahulu selalu orang-orang desa (maaf) “kolot” pendam dibawah tumpukan–tumpukan dongeng-dongeng dan mitos-mitos pesimis orang desa dan menyerahkan begitu nasibnya kepada orang-orang …. (nuat sendiri yaah.. bebas) . Kita memang orang2 desa, mungkin tidak jauh lepas dari kata petani, pedagang dll yang berusaha mencoba mengubah haluan nasib menjadi lebih baik. jika ayahnya si A adalah seorang tukang becak dan dia tidak mempunyai bekal “pendidikan” maka dapat dipastikan  masa depannya tidak jauh dari sekedar menjadi tukang becak juga. Di tangan kitalah harapan itu ada, waktunya kita menumbuhkan benih-benih harapan itu kemudian kita semai dan kita rawat dengan pupuk-pupuk pelajaran pendidikan formal maupun non formal agar tumbuh subur, kuat dan kokoh untuk menjadi bekal “kita menjadi tuan rumah dinegeri kita sendiri”.

Doa ke tuhanku Allah SWT “semoga kalian2lah benih-benih harapan itu” yang akan mengisi/memenuhi harapan-harapan masyarakat kayu aro yang mungkin tak kunjung terpenuhi. Benih yang akan membawa kayu aro maju menuju masa depan yang gemilang. Lanjutkan perjuanganMu kawan..!!!

Mungkin saja ini bisa menjadi salah satu buah salusi dari sekian buah solusi persoalan (aku ngak bilang permasalahan) atau malahan tidak akan menjadi apapun. Yaaa dengan bijak bagaimana cara kita memakai kacamata untuk mata kita.

*hanya sedikit kontribusi semangat desaku…

Rabu, 01 Februari 2012

sangatlah menyakitkan mencitai seseorang tidak dicintai olehnya.


sangatlah menyakitkan mencintai seseorg,ttp tidak di
cintai olehnya.
ttp lebih indah untuk mencintai dan tidak pernah
me-nemukan keberanian untuk memberitahu mereka apa yg
kamu rasakan.
hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorg.
satu jam untuk menyukai seseorg.
satu hari untuk mencintai seseorg.
tetapi membutuhkan seumur hidup utk melupakan seseorg.

mungkin Tuhan mencoba kita untuk bertemu dengan org
yang tidak tepat sebelum bertemu.
jadi ketika kita akhirnya bertemu dengan org yang
tepat...kita akan tahu betapa berharganya anugerah
tersebut.

Cinta adalah ketika kamu membawa perasaan,kesabaran
dan romantis dalam suatu hubungan dan menemukan bahwa
kamu peduli dengan dia.

Hal yang paling menyedihkan dalam hidup kita adalah
ketika kamu bertemu dengan seseorg yang sangat berarti
bagimu...hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya
menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya
pergi selamanya.

Ketika pintu kebahagiaan tertutup,yang lain terbuka.
tetapi kadang2 kita menatap terlalu lama pada pintu
yang telah tertutup itu
sehingga kita tidak melihat pintu lain telah terbuka
untuk kita.

Teman terbaik adalah teman dimana kamu dapat duduk
bersamanya dan merasa terbuai dan tidak pernah
mengatakan apa2 dan kemudian berjalan bersama.
perasaan seperti itu adalah percakapan termanis yang
pernah kamu rasakan.

Membiarkan seseorg semua cintamu tidak pernah menjamin
bahwa mereka akan mencintai kamu juga.
Jangan mengharapkan Cinta sebagai balasan.....
tunggulah sampai itu tumbuh di dalam hatimu.

Jangan pernah berkata "Selamat tinggal" jika kamu
masih ingin mencoba.
Jangan pernah menyerah...selama kamu merasa masih
dapat maju.
Jangan pernah berkata"kamu tidak mencintai org itu
lagi"... bila kamu tidak bisa membiarkannya pergi

Jangan melihat wajah...itu bisa menipu.
Jangan melihat kekayaan...itu bisa menghilang.
Datanglah kepada seseorg yang dapat membuatmu
tersenyum...karena sebuah senyuman dapat membuat hari
yang gelap menjadi cerah.

Permulaan Cinta adalah dengan membiarkan orang yang
kita cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak
membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita.
Cinta mulai dengan senyuman...tumbuh dengan
ciuman...dan berakhir dengan airmata!!!!!