Pengen buat perubahan, pengen
buat masyaralat sejahtera tapi ujung-ujungnya ngibarkan bendera partai. Gini
dah… identitas mamang penting, tapi tujuan utama jangan pencitraan donk.! Waktu
mulai-mulai musim pemilihan ehH pada berbondong2 sumbangan ini itu, ngasih ini
itu, nah lhoo sebelum ituu pade kemana loe semua?.
Kenapa sih, kalau mau buat
perubahan kearah yang baek mesti cuap-cuap dulu. mau bikin sesuatu harus ngarep
dulu jabatan atau posisi? Sebenernya niat ngak sih? Nah kalau sudah berubah,
sudah jaya, baru dah cuap-cuap. (pertimbangkan)
Tambah banyak partai; tambah
banyak kepentingan; tambah banyak
perpecahan. Kalau ditanya tujuan mungkin sama “demi mewujudkan cita-cita
bangsa”, tapi kalo ngak kepilih, anteng, diem dah n apa coba kerjaannya kalau
bukan kerjaan jatohin bendera lain.
Itu mengapa, masyarakat (cerdas)
sekarang lebih cenderung apatis, alias malez. Di janjiin melulu kerjanya, di
korbani melulu sama janji2 yang tak toh nantinya ngak ditepati… yaa walaupun
gitu tetep ngak akan golput dah, fatwa MUI golput itu haram, haram!. Kalau kata
orang “Dari banyaknya keburukan para calon, pilihlah yang paling sedikit
buruknya”.
Ngak ada solusi yang ane tawarkan mengenai ini. kalaupun ada,
apa iya di dengar sama orang “langit” itu?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar