![]() |
http://maungtasik.blogspot.com |
Manusia emang makhluk rumit. Dan suka aneh sendiri. Hal-hal yang
pingin kita omongin, atau yang harus kita bilang, justru malah nggak pernah kita ungkap.
Parahnya lagi, kita terbiasa pake simbol-simbol atau kata-kata
lain buat nunjukin arti sebenernya.
Walhasil, seringnya maksud kita itu jadi nggak terkomunikasikan
dan bikin orang lain ngerasa bete, nggak disayang, nggak dihargai.
Iya sih, ada saat-saat kita ngerasa nggak nyaman mengekspresikan
cinta yang kita rasa. Karena takut mempermalukan orang lain, atau diri kita
sendiri, kita ragu buat bilang, "I love you". Jadinya, kita
menyampaikan perasaan itu lewat kata-kata yang lain; "jaga
diri baik-baik", "belajar yang bener",
"hati-hati di jalan", "jangan ngebut", "jangan lupa
makan". Tapi, sebenernya, itu cuma opsi-opsi lain dari perkataan yang
sesungguhnya; "saya sayang kamu", "saya peduli sama kamu",
"kamu sangat berarti buat saya", "saya nggak mau kamu
terluka".
So, nggak ada salahnya coba MENDENGARKAN CINTA lewat
kalimat-kalimat yang dikatakan orang lain. Ungkapan eksplisit itu penting, tapi
bagaimana kita mengungkapkannya bisa jadi jauh lebih penting.
Setiap pelukan bermakna
cinta meski kata-kata yang keluar sangat berbeda. Setiap perhatian yang
diberikan orang lain menyimpan cinta walau bentuknya kaku, atau mungkin kasar.
Yang pasti, kita harus mencari dan mendengar cinta yang ada di baliknya.
Seorang ibu bisa ngomelin anaknya karena nilai rapot atau kamar
yang berantakan. Si anak mungkin hanya mendengar omelannya. Tapi kalo dia
bener-bener MENDENGAR, dia bakal mendapatkan cinta di sana. Kepedulian dan
cinta ibunya muncul dalam bentuk omelan. Tapi gimana pun juga, itu adalah
cinta.
Seorang gadis pulang larut malam, dan akhirnya dapet kuliah gratis
dari bokapnya. Gadis itu cuma nangkep kemarahan sang bokap. Tapi kalo dia
mencoba untuk MENDENGARKAN CINTA, dia bakal menemukannya. "Kamu gimana
sih, Papa jadi khawatir sama kamu," kata bokapnya. Tau nggak, itu sama aja
dengan "Papa sayang dan peduli sama kamu. Kamu sangat berarti buat Papa"
yang sayangnya, nggak tersampaikan dengan lisan.
Kita mengungkapkan cinta dalam banyak cara-hadiah ulang tahun,
pesan-pesan kecil, dengan senyuman, dengan air mata. Cinta nggak hanya ada
dalam kata-kata, tapi juga dalam diam. Dan seringkali kita menunjukkan cinta
dengan memaafkan orang yang
nggak mau mendengar cinta yang kita sampaikan.
Masalah dalam "mendengarkan cinta" adalah kesulitan dan
keterbatasan kita untuk mengerti bahasa cinta yang dipakai orang lain. Yang
kerap terjadi, kita jarang mendengarkan orang lain. Kita mendengar kata-kata,
tapi kita nggak mempertimbangkan ekspresi atau tindakan-tindakan yang
mengiringi kata-kata itu. Sering juga kita cuma bisa mendengar hal-hal
negatif-penolakan, kesalahpahaman-dan
mengabaikan cinta yang menjadi dasarnya.
Dengerin deh, cinta-cinta yang ada di sekitar kita. Kalo kita
bener-bener berusaha mendengarkan, kita bakal temui bahwa kita sebenarnya
memang dicintai.
Mendengarkan cinta bisa membuat kita sadar bahwa dunia ini adalah
tempat yang begitu indah.
Cinta adalah anugerah. Membuat kita tertawa. Membuat kita
bernyanyi. Membuat kita sedih. Membuat kita menangis. Membuat kita bertanya
"kenapa?" Membuat kita menerima.Membuat kita memberi. Dan yang paling
penting, membuat kita hidup.
Bukanlah kehadiran atau ketidakhadiran yang penting; kita nggak
perlu merasa kesepian meski kita sedang sendiri. Sendiri itu perlu, lho. Dan
itu jangan sampe membuat kita jadi kesepian. Yang jadi masalah bukan berada
bersama seseorang, tetapi berada untuk seseorang.
Jangan pernah ragu nyatakan cinta. Jujurlah dengan apa yang kita
rasa dan katakan. Nggak ada ruginya mengekspresikan diri. Ambil kesempatan
untuk mengungkapkan pada seseorang betapa pentingnya dia buat kita.
Lakukan, buat perubahan, hindari penyesalan. Satu lagi, tetaplah
dekat dengan kawan dan keluarga, karena mereka udah berjasa membangun diri kita
yang sekarang.
Cinta memang ada untuk ditebarkan. DAN SAAT CINTA YANG KITA
BERIKAN DITERIMA atau DIBALAS, ITULAH SAAT HIDUP MENJADI PENUH MAKNA AND
ARTI.
always, LOVE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar